Monday 4 March 2024

Tawuran Indo: Fenomena Kekerasan yang Mengkhawatirkan

tawuranindo - Tawuran merupakan salah satu bentuk kekerasan yang sering terjadi di Indonesia, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Fenomena ini telah menjadi masalah sosial yang mengkhawatirkan dan menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi pelaku maupun korban. Tawuran sering kali dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari masalah pribadi, persaingan antar sekolah, hingga pengaruh lingkungan sosial.

Penyebab Tawuran

Berbagai faktor dapat memicu terjadinya tawuran, di antaranya:

  1. Persaingan Antarsekolah: Persaingan yang tidak sehat antar pelajar dari sekolah yang berbeda sering kali berujung pada tawuran.
  2. Pengaruh Lingkungan: Lingkungan yang kurang kondusif dan adanya kelompok-kelompok tertentu yang cenderung agresif dapat mempengaruhi perilaku remaja.
  3. Masalah Pribadi: Konflik pribadi antar individu juga dapat memicu terjadinya tawuran.
  4. Pengaruh Media Sosial: Provokasi melalui media sosial kerap kali memperkeruh suasana dan memicu tawuran.

Dampak Tawuran

Tawuran tidak hanya berdampak pada pelaku dan korban, tetapi juga pada lingkungan sekitar. Beberapa dampak negatif tawuran antara lain:

  1. Korban Jiwa: Tawuran sering kali menimbulkan korban jiwa, baik dari kalangan pelajar maupun masyarakat umum yang tidak terlibat.
  2. Kerusakan Fasilitas Umum: Tawuran kerap kali disertai dengan perusakan fasilitas umum, seperti halte bus, rambu lalu lintas, dan lainnya.
  3. Ketidakamanan: Kejadian tawuran menimbulkan rasa ketidakamanan di masyarakat, khususnya bagi warga yang tinggal di sekitar lokasi tawuran.
  4. Gangguan Psikologis: Korban tawuran tidak hanya mengalami luka fisik, tetapi juga trauma psikologis yang dapat berdampak jangka panjang.

Upaya Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya tawuran, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat:

  1. Pendidikan Karakter: Sekolah dan orang tua harus bekerja sama dalam membentuk karakter siswa yang lebih positif dan menghindari kekerasan.
  2. Pengawasan Orang Tua: Orang tua harus lebih aktif dalam mengawasi pergaulan dan aktivitas anak-anaknya.
  3. Kegiatan Positif: Sekolah dan komunitas sebaiknya menyediakan berbagai kegiatan positif yang dapat menyalurkan energi dan kreativitas remaja.
  4. Peran Aktif Masyarakat: Masyarakat sekitar harus proaktif dalam mencegah terjadinya tawuran, misalnya dengan melaporkan kepada pihak berwajib jika ada indikasi akan terjadi tawuran.

Tawuran merupakan fenomena kekerasan yang harus segera diatasi. Diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mencegah dan mengurangi kejadian tawuran di Indonesia. Pendidikan karakter yang baik, pengawasan orang tua, kegiatan positif, dan peran aktif masyarakat adalah kunci utama dalam upaya pencegahan tawuran. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif untuk generasi muda Indonesia.

Thursday 1 February 2024

Terjadi Tawuran Antara Warga di Pasar Gembrong, Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur

tawuranindo | Kehebohan kembali terjadi di Pasar Gembrong, Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, saat dua kelompok warga terlibat dalam aksi tawuran pada Minggu (21/1/2024). Video peristiwa ini menjadi viral setelah diunggah di media sosial, termasuk oleh akun Instagram @warungjurnalis.



"Dugaan sementara, pertikaian antara dua kelompok warga dari RW 01 dan RW 2 dipicu oleh ejek-ejekan," demikian tulis akun tersebut.

Video yang diunggah menunjukkan tawuran terjadi sejak pukul 02.42 WIB dini hari hingga matahari terbit. "Tawuran terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama pada dini hari berhasil dibubarkan oleh kepolisian," lanjut keterangan dalam unggahan tersebut.

"Sesi kedua terjadi pada pagi hari sekitar pukul enam lebih dan juga berhasil dihentikan oleh kepolisian," tambahnya.

Dalam video tersebut, terlihat dua kelompok warga yang mayoritas terdiri dari remaja dan dewasa saling lempar batu dan petasan. Mereka bahkan menggunakan bambu untuk saling menyerang di tengah Jalan Basuki Rahmat.

Akibatnya, arus lalu lintas dari arah Klender ke arah Kampung Melayu dan sebaliknya sempat terhenti.

Saat ini, pihak kepolisian masih berjaga di sekitar lokasi untuk mencegah terulangnya aksi serupa.

"Hingga saat ini, kepolisian masih berjaga di sekitar lokasi," ungkapnya.

Aksi tawuran yang terjadi di Pasar Gembrong mengundang keprihatinan karena mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat. Meskipun belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian, kehadiran mereka di sekitar lokasi memberikan rasa aman bagi warga sekitar.

Tawuran seperti ini merupakan cerminan dari masalah sosial yang perlu segera ditangani. Penting bagi pihak berwenang dan juga masyarakat untuk bekerja sama dalam menemukan akar permasalahan dan mencari solusi yang tepat guna mencegah terjadinya kejadian serupa di masa depan.

Selain itu, pendekatan edukasi dan pembinaan terhadap pemuda dan remaja juga sangat penting untuk menghindari terlibatnya mereka dalam aksi kekerasan semacam ini. Dengan upaya yang bersifat preventif dan reaktif secara bersama-sama, diharapkan kejadian tawuran seperti ini dapat diminimalisir, sehingga masyarakat bisa hidup dalam suasana yang aman dan tenteram.

Tuesday 10 October 2023

Dua Kelompok Remaja Bersajam Tawuran di Koja, Seorang Warga Terluka

tawuranindo | Aksi tawuran remaja kembali terjadi di wilayah Jakarta Utara. Dua kelompok remaja terlibat melakukan aksi tawuran di kawasan pemukiman padat penduduk, Jalan Lagoa B, RW 02 Lagia, Koja, Jakarta Utara pada Senin (9/10/2023) kemarin. 


Berdasarkan rekaman CCTV, nampak puluhan remaja dari kelpmpok yang berbeda saling menyerang dengan senjata tajam di jalanan. Akibat tawuran ini, salah satu warga bernama Yogi Ramadhan (26) terluka.


Warga setempat, Safaah yang juga merupakan nenek korban mengatakan bahwa cucunya sedang bermain game di dalam rumah. Namun ketika ada keributan atau suara gaduh dari luar, korban kemudian mencoba untuk melihat keadaan.

Tidak sampai lima menit memeriksa situasi di luar, korban kemudian pulang ke rumah dalam keadaan luka-luka di bagian punggung akibat terkena bacokan senjata tajam. Keluarga kemudian langsung membawa korban ke Rumah Sakit Koja. Idncash

"Cucu, punggung sebelah kiri, rumah sakit Koja, luka tusuk senjata tajam, lagi main game terdengar suara orang tawuran dia kepengen tahu ada apaan rame rame, dia lari ke sana, ga lama sekitar lima menitan datang dia udah luka tusuk," Kata Safaah ditemui di lokasi, Selasa (10/9/2023). 

Safaah menambahkan, remaja yang melakukan aksi tawuran bukan warga atau remaja yang berasal dari wilayahnya. "Bukan, sebenarnya bukan orang Lagoa, orang luar, jadi awalnya mereka tawuran di jalan raya terus larinya kesini," tuturnya. Sementara itu warga lainnya, Siti Bahriah berharap polisi segera mengungkap dan menangkap pelaku tawuran yang kerap meresahkan masyarakat. Warga berharap polisi memberikan efek jera.

"Saya juga punya anak laki laki, punya Ade, punya ponakan laki laki, resah sekali, pengennya aparat, bikin apa gitu, biar pada jerah, serem bang siapa si yang ga takut pake senjata tajam," pungkasnya.

Wednesday 26 July 2023

Polisi Tangkap 17 Pelaku Tawuran di Bekasi yang Menewaskan Seorang Remaja

tawuranindoSetelah video aksi tawuran di RT 06 RW 18 Pengasinan, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, yang menewaskan seorang remaja, viral di media sosial, polisi langsung memburu para pelaku.

Sedikitnya ada 17 remaja yang berhasil diamankan petugas gabungan dari Polsek Bekasi Timur dan Polres Metro Bekasi Kota. Polisi juga menyita sejumlah senjata tajam yang digunakan para remaja tersebut untuk tawuran.


Belasan remaja yang diamankan masih di bawah umur dan berstatus pelajar. Saat ini mereka masih menjalani pemeriksaan intensif di Unit Resmob Polres Metro Bekasi Kota.

Kapolsek Bekasi Timur, Kompol Sukadi, menjelaskan sebelum melakukan tawuran, kedua kelompok berjanjian terlebih dulu di media sosial untuk menentukan waktu dan lokasi.

Sesaat sebelum kejadian nahas tersebut, korban bersama rekannya baru selesai nongkrong di warung usai pulang sekolah.

Saat melintas di lokasi menggunakan sepeda motor, korban langsung diserang kelompok remaja lain yang sedang tawuran.

"Korban berinisial RP (18) yang juga ikut terlibat tawuran, tewas di tempat usai terkena sabetan senjata tajam," kata Sukadi dalam keterangannya.

Sebelum tewas, korban diketahui sempat berjalan sesaat dan terjatuh di bawah mobil pikap yang hendak pergi lantaran ketakutan.

Alhasil, korban pun terlindas dan akhirnya tewas di tempat bersimbah darah. Sedangkan rekan korban yang juga terluka, masih dalam perawatan di RS Puspa Husada.

"Korban tewas di tempat dengan luka bacok di bagian leher, punggung dan perut," ujar Sukadi.

Dari tangan para remaja yang diamankan, polisi menyita barang bukti, di antaranya enam celurit, sebilah pedang dan satu buah stik golf.

Para Pelaku Terancam 12 Tahun Penjara

Para remaja tersebut terancam Pasal 80 Ayat 3 Junto 76C Nomor 35 Tahun 2014 dan Pasal 171 atau 351 tentang kekerasan terhadap anak secara bersama-sama yang menyebabkan meninggal dunia.

"Ancaman penjara dua belas tahun," tandas Sukadi.

Sebelumnya, aksi tawuran dua kelompok remaja di Kota Bekasi, Jawa Barat, merenggut nyawa seorang pelajar berinisial RP (18). Korban tewas mengenaskan dengan sejumlah luka bacokan senjata tajam.

Peristiwa nahas itu terjadi di RT 06 RW 18 Pengasinan, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, tepatnya di depan kediaman bos limbah PT Logam Jaya Abadi, Senin 25 Juli 2023 malam.

Insiden tawuran tersebut terekam kamera CCTV dan viral di media sosial. Mirisnya, usai dibacok secara bertubi-tubi oleh pelaku, tubuh korban terlindas mobil pikap yang ada di lokasi.

Tuesday 9 May 2023

Tawuran Pelajar Akan Dikenakan Sanksi Baru

tawuranindo | Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengecam siswa yang ikut terlibat dalam aksi tawuran. Terlebih, kata dia apabila siswa bersangkutan berstatus penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Peserta didik di DKI Jakarta





Diketahui, KJP Plus diperuntukkan bagi peserta didik di DKI Jakarta yang berasal dari keluarga tidak mampu. Melalui KJP Plus, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendukung terselenggaranya wajib belajar 12 tahun bagi peserta didik.

"Namanya aja Kartu Jakarta Pintar, ya orang suruh pintar, kalau suruh tawuran ya dicabut," kata Heru ditemui usai memberikan pengarahan kepada para Pejabat Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta di Auditorium Dinas Pendidikan, Jakarta Selatan, Kamis (13/4/2023).

Oleh sebab itu, dalam arahannya Heru menginstruksikan Pejabat Dinas Pendidikan untuk menjaga kualitas pendidikan di Jakarta, salah satunya menghindari tawuran.

"Termasuk soal tawuran. Tadi saya minta ambil contoh-contoh anak sekolah diajak berdiskusi termasuk orang tuanya diajak diskusi, itu nanti saya minta tugas dari Wakil Kepala Dinas Pendidikan," jelas Heru.

Heru menyampaikan tawuran tak ada manfaatnya bagi siswa. Dia mendorong siswa untuk fokus mengikuti pelajaran di sekolah ketimbang terlibat aksi tawuran.

"Saya rasa kalau anak-anak didik kita mengikuti pelajaran dengan benar, tidak ada waktu (tawuran). Waktunya untuk belajar," ucapnya.

Akan Berkolaborasi dengan Pihak Kepolisian


Lebih lanjut, Heru menuturkan Pemprov DKI harus berkolaborasi dengan pihak kepolisian untuk mengatasi aksi tawuran.

Heru mengaku, telah bertemu pihak terkait untuk mengawasi aksi kriminalitas termasuk tawuran di Jakarta.

"Tadi pagi saya ketemu dengan Pak Kapolda membahas ini juga. Jadi Pak Kapolda, Pak Pangdam, Pak Kasatpol PP itu akan keliling bersama, untuk mengurangi tawuran-tawuran yang ada, dan kriminalitas lainnya," kata dia.

Thursday 27 October 2022

Faktor yang Mempengaruhi Pelajar Melakukan Tawuran Menurut Psikolog

tawuranindo |

Tawuran menjadi gejala sosial yang cukup serius karena pelakunya cenderung mengabaikan norma-norma yang ada





Tawuran antar pelajar selalu menjadi perbincangan setiap harinya. Masalah ini bukan perkara baru, dan bukanlah perkara yang remeh.


Dikatakan oleh Psikolog Henni Norita, M.Psi, fenomena tawuran menjadi gejala sosial yang cukup serius karena pelakunya cenderung mengabaikan norma-norma yang ada, melibatkan korban yang tidak bersalah, dan merusak benda-benda yang ada di sekitarnya, bahkan tidak jarang berakibat kehilangan nyawa.


"Tawuran itu bisa kita lihat tidak hanya mengakibatkan kerugian harta dan benda namun juga bisa jadi banyak korban yang cidera bahkan sampai merenggut nyawa. Mereka itu akan merasa bangga jika berhasil membunuh pelajar sekolah lain yang memang dianggap mereka sebagai musuhnya," ungkap Henni


Lebih lanjut, Henni mengatakan, sedikitnya ada empat faktor psikologis mengapa remaja bisa terlibat perkelahian antar pelajar, seperti :


1. Faktor internal


Remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu beradaptasi pada situasi lingkungan. Situasi seperti ini biasanya menimbulkan tekanan tersendiri. Mereka kurang mampu untuk mengatasi masalah, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya.


"Mereka biasanya gampang putus asa, cepat melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang atau pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan cara singkat untuk memecahkan masalah," ujar Henni.


2. Faktor keluarga dan pola asuh


Menurut Henni, lingkungan tempat tinggal si pelajar, dalam hal ini rumah, yang terus menerus memperlihatkan tindak kekerasan jelas akan sangat berdampak negatif.


"Ketika anak menjadi remaja, akan belajar melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya atau pola asuh permisif ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik," tutur psikolog berhijab itu.


3. Faktor sekolah


Sekolah bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar (misalnya suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak relevan dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb.) akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya.


Baru setelah itu masalah pendidikan, di mana guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam “mendidik” siswanya.


4. Faktor lingkungan


Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya, lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba).


"Semuanya bisa merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi. Belum lagi adanya rasa solidaritas (negatif) yang tinggi kepada para pelajar yang bisa mendorong mereka berbuat tawuran," pungkas Henni.



Monday 9 May 2022

Polisi Tangkap Pemuda yang Diduga Pelaku Tawuran di Makassar

Polisi berhasil menangkap enam pelaku tawuran maut saat moment perayaan hari idulfitri di Kota Makassar. Keenam pelaku sudah diamankan di Mapolrestabes Makassar.

Dari foto yang di rlis Polisi, tampak pelaku duduk di halaman Mapolrestabes Makassar, lima diantaranya tidak mengenakan baju.

Remaja tersebut diam tertunduk, di hadapan polisi. Berdasarkan keterangan kepolisian, keenam pemuda ini diduga hendak melakukan aksi tawuran susulan namun dapat diantisipasi dan ditangkap.

Dari tangan pelaku polisi berhasil menyita puluhan senjata tajam, diantaranya busur beserta pelontarnya, dan juga tiga buah badik.

"Kami amankan enam orang yang memiliki dan menyimpan senjata tajam," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Budi Haryanto, Selasa 3 Mei 2022.

Kepolisian kata Budi masih mendalami peran keenam pemuda tersebut dalam kasus tewasnya salah satu korban. Sementara motif tawuran juga masih didalami.

"Dari hasil tangkapan, kita akan kembangkan, mengetahui permasalahan apa sehingga membawa korban luka dan meninggal," kata Budi.

Seperti diketahui, saat perayaan hari raya Idulfitrikembali terjadi aksi tawuran di kota Makassar. Sejumlah pemuda terlibat saling serang dengan batu dan busur.

Tawuran mulai terjadi sekitar pukul 23.00 Wita, Senin 2 Mei 2022 lalu, di Jalan Monginsidi dan terus berlanjut hingga pukul 05.00 Wita, Selasa 3 Mei 2022.

Akibat tawuran, seorang pemuda bernama Rahul alias lalu tewas terkena busur pada bagian dada kanan.

"Satu orang meninggal dunia. Terjadi perang kelompok dan mengenai salah satu korban busur di bagian dada sebelah kanan," kata Budi. []

Tawuran Indo: Fenomena Kekerasan yang Mengkhawatirkan

tawuranindo  -  Tawuran merupakan salah satu bentuk kekerasan yang sering terjadi di Indonesia, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Fe...